Jumat, 10 November 2023

Sejarah Desa blumbungan


    Pada Turun-temurun setiap desa tidak lepas dengan sejarah terbentuknya desa itu sendiri. Setiap desa mempunyai sejarah yang berbeda-beda, sesuai dengan karakteristik maupun ciri khas dari masing-masing desa. Sejarah dari suatu desa ini dapat berupa catatan ataupun kumpulan dari cerita yang mencakup perkembangan dari suatu daerah dari awal mulanya terbentuk desa itu hingga menjadi cerita turun-temurun. Cerita yang berkembang menciptakan banyak versi yang tidak lepas dengan kejadian mistis bahkan hingga membuat daerah itu dikenal daerah keramat.

    Desa Blumbungan yang ada di Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan ini juga mempunyai sejarah awal terbentuknya desa. Sejarah Desa Blumbungan ada banyak sumber cerita yang berkembang, tetapi secara keseluruhan terdapat dua garis besar dalam cerita legenda yang dibahas. Cerita Desa Blumbungan yang berkembang ini diangkat dari kisah legenda daerah timur dengan sebutan Legenda Blambangan dan legenda daerah barat dikenal dengan Legenda Blumbang.

    Dalam ceritanya yang berkaitan dengan kerajaan, Desa Blumbungan memiliki seorang raja yang terkenal menyukai Kesenian Sronen atau biasanya lebih dikenal dengan istilah Ludruk, sang raja sendiri lah yang memimpin Kesenian Sronen tersebut. Pada salah satu ceritanya, suatu waktu sang raja diundang untuk menghadiri acara pernikahan dengan berjalan kaki bersama anggotanya. Ketika dalam perjalanannya bersama dengan anggota menuju ke tempat acara pernikahan itu, sang raja tiba-tiba di tengah perjalanan membuat sebuah keris. Melihat tindakan sang raja itu membuat para anggotanya heran, sehingga salah satu anggotanya menanyakan kepada sang raja maksud dari tindakannya itu “mengapa sang raja membuat keris di tengah perjalanan?” dan sang raja pun menjawab “ketika membuat keris tidak harus berada di satu tempat yang khusus, melainkan kita dapat membuat keris dimana saja dan tujuan sang raja dalam membuat keris ini bukan semata-mata hanya untuk kepentingan pribadi, akan tetapi ini ditujukan untuk kepentingan masyarakat banyak terutama untuk rakyatnya sendiri”.

    Setelah sampai ditempat pesta pernikahan, kedatangan sang raja dan anggotanya disambut dengan Jaran Kencak yang diiringi dengan bunyi-bunyian sronen. Setelahnya, kedua mempelai menyambut sang raja dengan ucapan selamat datang dan mempersilahkan duduk ditempat khusus sang raja. Pada saat acara inti selesai, sang raja diberi hidangan yang istimewa berupa bagian dalam ayam. Hidangan tersebut tidak dimakan oleh sang raja, bahkan dibawa pulang khususnya langbalangan. Ketika di tengah perjalanan pulang, sang raja memberitahukan juga kepada anggotanya untuk tidak memakan hidangan yang diberikan yang nantinya akan dijadikan bagian dari kerajaan. Khususnya untuk langbalangan merupakan tempat untuk menyimpan makanan ayam sehingga pada akhirnya dijadikan nama kerajaan yaitu Blambangan dengan tujuan agar semua rakyatnya dapat menyimpan hasil panen sehingga menjadikannya rakyat yang makmur.

0 comments:

Posting Komentar

Contact

Talk to us

Apapun itu semangattt kawan untuk mencapai keberhasilan

Address:

Blumbungan, Pamekasan, Madura C

Work Time:

Senin - Jum'at dari jam 08.00 - 12.00

Phone:

595 12 34 567

About us

haloo selamat membaca kawan-kawan